Kamis, 24 Oktober 2013

APAKAH KEHIDUPAN ITU?




Planet kita di penuhi dengan kehidupan, makhluk hidup dapat di temukan didalam lautan yang tidak dapat dicapai sinar matahari, dan juga di lereng-lereng yang tertepa angin pegunungan tinggi. Beberapa jenis kehidupan tumbuh subur dilumpur gunung berapi yang lekat, yang terlalu panas untuk disentuh, sedangkan jenis lainnya hidup di batu karang gersang,atau jauh kedalam tebing salju. Anehnya kehidupan itu sulit dijelaskan, walaupun ditemukan dimana-mana. Ahli biologi menjabarkan kehidupan sebagai suatu rangkuman ciri khas yang dimiliki oleh semua makhluk hidup. Ciri-ciri ini adalah kemampuan memepergunakan energi, kemampuan untuk memproses bahan baku, dan membuang sisa yang tidak berguna. Termasuk juga kemampuan untuk bereaksi terhadap dunia luar sering kali dengan cara bergerak atau mengubah bentuk dan yang paling penting adalah kemampuan berkembang biak. Kemampuan ini menunjukan ciri yang tidak hana diperlihatkan oleh setiap makhluk hidup, tetapi juga kehidupan secara menyeluruh. Ini adalah kemempuan untuk berubah secara perlahan, atau ”tumbuh”, sejalan dengan waktu. Buku ini mengamati ciri-ciri itu, dan bagaimana makhluk hidup memperolehnya, baik secara fisik maupun kimiawi. Buku ini memperlihatkan berbagai bentuk kehidupan di bumi.
Karbon sebagai bahan utama
Di bumi terdapat lebih dari 90 unsur kimia alami. Masing-masing terbuat dari atom, bentuk terkecil yang memperlihatkan ciri-ciri kimia unsur tersebut. Dari unsur-unsur alami ini, hanya dua puluh lima pilihan yang penting bagi kehidupan. Beberapa unsur misalnya kobalt dan kromium, hanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit dan mengambil bagian beberapa reaksi kimia pada makhluk hidup. Unsur-unsur yang lain diperlukan dalam jumlah yang lebih banyak dan membentuk materi utama kehidupan. Unsur-unsur ini adalah hidrogen, oksigen, nitrogen, dan yang paling penting adalah karbon. Karbon adalah  unsur yang sangat khusus. Di alam, karbon ditemukan dalam dua bentuk murni, berlian dan arang, karbon membentuk banyak sekali jenis senyawa kimia yang stabil. Beberapa molekul dari senyawa ini hanya terdiri dari beberapa atom, tetapi yang lainnya terdiri dari ribuan bahkan jutaan atom. Hanya atom karbonlah yang mampu bersenyawa dengan cara yang stabil ini. Tanpa adanya karbon dan sifatnya yang khusus ini, sulit dibayangkan adanya kehidupan dibumi.
Kehidupan makhluk bersel satu
Tubuh manusia mempunyai lebih dari 50 juta sel yang bekerja bersama-sama melaksanakan fungsi yang berbeda-beda. Namun, kebanyakan bentuk kehidupan hanya terdiri atas satu sel tunggalyang melaksanakan segala fungsi untuk bertahan hidup. Dengan sedikit pengecualian, organisme bersel tunggal begitu kecil dan hingga abad ke 17 tidak seorangpun berpikir bahwa organisme kecil itu ada. Penemuan mikroskop mengungkapkan bahwa makhluk bersel tunggal hidup hampir disegala tempat, dari kolam hingga debu tubuh kita. Pada abad ke-20, para ilmuan menemulan bahwa berbagai bentuk kehidupan sel tunggal terbagi dalam dua kelompok berbeda, sebagian serupa dengan sel kita, masing-masing dengan nukleus dan serangkaian organel. Yang lainnya jauh lebih kecil dan sederhana, yakni bakteri, adalah bentuk kehidupan yang paling banyak dibumi ini.

APAKAH KEHIDUPAN ITU?




Planet kita di penuhi dengan kehidupan, makhluk hidup dapat di temukan didalam lautan yang tidak dapat dicapai sinar matahari, dan juga di lereng-lereng yang tertepa angin pegunungan tinggi. Beberapa jenis kehidupan tumbuh subur dilumpur gunung berapi yang lekat, yang terlalu panas untuk disentuh, sedangkan jenis lainnya hidup di batu karang gersang,atau jauh kedalam tebing salju. Anehnya kehidupan itu sulit dijelaskan, walaupun ditemukan dimana-mana. Ahli biologi menjabarkan kehidupan sebagai suatu rangkuman ciri khas yang dimiliki oleh semua makhluk hidup. Ciri-ciri ini adalah kemampuan memepergunakan energi, kemampuan untuk memproses bahan baku, dan membuang sisa yang tidak berguna. Termasuk juga kemampuan untuk bereaksi terhadap dunia luar sering kali dengan cara bergerak atau mengubah bentuk dan yang paling penting adalah kemampuan berkembang biak. Kemampuan ini menunjukan ciri yang tidak hana diperlihatkan oleh setiap makhluk hidup, tetapi juga kehidupan secara menyeluruh. Ini adalah kemempuan untuk berubah secara perlahan, atau ”tumbuh”, sejalan dengan waktu. Buku ini mengamati ciri-ciri itu, dan bagaimana makhluk hidup memperolehnya, baik secara fisik maupun kimiawi. Buku ini memperlihatkan berbagai bentuk kehidupan di bumi.
Karbon sebagai bahan utama
Di bumi terdapat lebih dari 90 unsur kimia alami. Masing-masing terbuat dari atom, bentuk terkecil yang memperlihatkan ciri-ciri kimia unsur tersebut. Dari unsur-unsur alami ini, hanya dua puluh lima pilihan yang penting bagi kehidupan. Beberapa unsur misalnya kobalt dan kromium, hanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit dan mengambil bagian beberapa reaksi kimia pada makhluk hidup. Unsur-unsur yang lain diperlukan dalam jumlah yang lebih banyak dan membentuk materi utama kehidupan. Unsur-unsur ini adalah hidrogen, oksigen, nitrogen, dan yang paling penting adalah karbon. Karbon adalah  unsur yang sangat khusus. Di alam, karbon ditemukan dalam dua bentuk murni, berlian dan arang, karbon membentuk banyak sekali jenis senyawa kimia yang stabil. Beberapa molekul dari senyawa ini hanya terdiri dari beberapa atom, tetapi yang lainnya terdiri dari ribuan bahkan jutaan atom. Hanya atom karbonlah yang mampu bersenyawa dengan cara yang stabil ini. Tanpa adanya karbon dan sifatnya yang khusus ini, sulit dibayangkan adanya kehidupan dibumi.
Kehidupan makhluk bersel satu
Tubuh manusia mempunyai lebih dari 50 juta sel yang bekerja bersama-sama melaksanakan fungsi yang berbeda-beda. Namun, kebanyakan bentuk kehidupan hanya terdiri atas satu sel tunggalyang melaksanakan segala fungsi untuk bertahan hidup. Dengan sedikit pengecualian, organisme bersel tunggal begitu kecil dan hingga abad ke 17 tidak seorangpun berpikir bahwa organisme kecil itu ada. Penemuan mikroskop mengungkapkan bahwa makhluk bersel tunggal hidup hampir disegala tempat, dari kolam hingga debu tubuh kita. Pada abad ke-20, para ilmuan menemulan bahwa berbagai bentuk kehidupan sel tunggal terbagi dalam dua kelompok berbeda, sebagian serupa dengan sel kita, masing-masing dengan nukleus dan serangkaian organel. Yang lainnya jauh lebih kecil dan sederhana, yakni bakteri, adalah bentuk kehidupan yang paling banyak dibumi ini.

Rabu, 18 September 2013



KESETIMBANGAN KIMIA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Kimia Dasar I
Dosen : Kartimi, M.Pd
                                                                 



                                                               Disusun oleh :
                                             Nama          : KADIR
                                             NIM              : 1410160059
                                             Kelas           : Biologi B/semester 1
                                             Kelompok   : 2
                                             Asisten             : WARNADI & AHMAD SOFYAN

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2010



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
Mengamati factor-factor
yang mempengaruhi laju reaksi
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Kimia Dasar I
Dosen : Kartimi, M.Pd
                                                                 



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
Mengamati factor-factor
yang mempengaruhi laju reaksi
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Kimia Dasar I
Dosen : Kartimi, M.Pd
                                                                 



                                                               Disusun oleh :
                                             Nama          : Kadir
                                             NIM              : 1410160059
                                             Kelas           : Biologi B/semester 1
                                             Kelompok   : 2
                        Asisten       : WARNADI & AHMAD SOFYAN
LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2010
I.              Tujuan
Mengamati factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

II.            Dasar teori
Tidak semua reaksi berlangsung dengan kecepatan yang sama. Karena reaksi yang sama dapat berlangsung dengan kelajuan yang berbeda, bergantung pada keadaan zat pereaksi. Misalnya, pada proses pembakaran kayu yang terbentuk serpihan lebih cepat terbakar dari pada kayu balok. Selain bergantung pada jenis zat yang bereaksi, laju reaksi dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu:
1.    Konsentrasi
Secara umum konsentrasi pereaksi akan memengaruhi laju reaksi. Konsentrasi zat berkaitan dengan jumlah partikel zat terlarut. Makin besar konsentrasi zat, maka jumlah partikel zat terlarut akan makin banyak dan jarak antar partikel makin dekat, sehingga kemungkinan tumbukan makin sering terjadi dan reaksi berlangsung lebih cepat. Dengan demikian makin besar konsentrasi zat, makin cepat terjadinya reaksi.

2.    Suhu/temperatur
Pada umunya jika suhu dinaikkan, laju reaksi bertambah cepat. Hal ini di sebabkan makin tinggi suhunya kecepatan gerak partikel-partikel pereaksi dan energi kinetic partikel ikut meningkat, sehingga makin banyak partikel yang memiliki energy kinetic di atas energi pengaktifan (Ea)


3.    Luas permukaan zat
Untuk reaksi yang melibatkan zat padat, luas permukaan sentuh dapat mempengaruhi laju reaksi. Zat padat yang berbentuk serbuk akan mempunyai permukaan yang lebih luas bila di bandingkan dengan zat padat yang berbentuk kepingan/butiran atau bongkahan, sehingga bidang sentuhnya lebih banyakuntuk bertumbukkan dengan zat lain. Akibatnya zat yang berbentuk serbuk, reaksinya lebih cepat dari pada zat yang berbentuk kepingan/butiran atau bongkahan.


4.    Katalisator
Katalisator adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tanpa dirinya mengalami perubahan kimia secara tetap. Katalisator juga dapat didefinisikan sebagai zat yang dapat memengaruhi laju reaksi dan dapat diperoleh kembali pada akhir reaksi.
Katalisator dapat mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energy aktivasi, sehingga kompleks teraktivasi lebih cepat terbentuk dan laju reaksi menjadi lebih cepat.

III.           Alat dan Bahan

III.1 Alat
-       Kaca arloji
-       Tabung reaksi
-       Rak tabung reaksi
-       Spatula
-       Gelas kimia
-       Neraca
-       Thermometer
-       Stop watch
-       Pipet tetes
-       Kaki tiga
-       Kasa
-       Pembakar spirtus

III.2 Bahan
-       HCl
-       Mg 2 cm
-       Air
-       Gula halus
-       Gula pasir
-       Gula batu
-       H2O2
-       NaCl
-       FeCl3


IV.          Prosedur kerja
IV.1 Pengaruh konsentrasi
1.    Menyiapkan 3 tabung reaksi
2.    Memasukkan HCl 0,3 M ke dalam tabung reaksi yang pertama
3.    Memasukkan HCl 0,2 M ke dalam tabung reaksi yang ke dua
4.    Memasukkan HCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang ke tiga
5.    Memasukkan Mg 2 cm ke masing-masing tabung
6.    Mengaduk larutan tersebut dengan menggunakan spatula
7.    Menghitung terjadinya reaksi dan mengamatinya

IV.2 Pengaruh luas permukaan
1.    Menyiapkan 3 gelas kimia
2.    Memasukkan air sebanyak 50 ml pada masing-masing gelas kimia
3.    Memasukkan gula halus pada gelas kimia yang pertama
4.    Memasukkan gula pasir pada gelas kimia yang kedua
5.    Memasukkan gula batu pada gelas kimia yang ketiga
6.    Setelah itu, mengaduk masing-masing larutan tersebut
7.    Menghitung seberapa lama gula itu larut dan mengamatinya
IV.3 Pengaruh temperature
1.    Menyiapkan 2 gelas kimia
2.    Memasukkan air dingin sebanyak 50 ml dan 2 gr gula batu
3.    Memasukkan air panas 550C sebanyak 50 ml dan 2 gr gula batu
4.    Menghitung seberapa lama gula batu itu larut dan mengamatinya
IV.4 Pengaruh katalis
1.    Menyiapkan 3 gelas kimia
2.    Memasukkan H2O2 sebanyak 20 ml pada masing-masing gelas kimia
3.    Memasukkan 20 tetes NaCl pada gelas kimia kedua
4.    Memasukkan 20 tetes FeCl3 pada gelas kimia ketiga
5.    Menghitung waktu dan mengamati warnanya






V.           Hasil

V.1 Hasil pengaruh konsentrasi
Larutan
Waktu
HCl 0,1
15 menit
HCl 0,2
5 menit
HCl 0,3
3 menit

                        V.2 Hasil pengaruh luas permukaan
Larutan
Waktu
Warna
Air + gula halus
25 detik
Keruh
Air + gula pasir
48 detik
Bening
Air + gula batu
2 menit + 5 detik
Agak keruh

V.3 Hasil pengaruh temperature
Larutan
Waktu
Air dingin + gula batu
2 menit + 10 detik
Air panas + gula batu
1 menit + 30 detik

V.4 Hasil pengaruh katalisator
Larutan
Perubahan
H2O2 20 ml
Tidak terjadi perubahan,tetep bening
H2O2 20 ml + 20 tetes NaCl
Tidak ada gelembung dan warna putih tapi tidak sejernih pada gelas kimia pertama
H2O2 20 ml + 20 tetes FeCl3
Setelah dicampurkan dengan FeCl3 warnanya menjadi hitam. Setelah 3.30 menit terdapat gelembung-gelembung. Setelah dihitung lamanya waktu reaksinya selama 3,36 menit, maka warnanya berubah yang tadinya hitam menjadi bening keemasan

VI.          Pembahasan dan kesimpulan


VI.1 Pembahasan

Pada percobaan kali ini membahas tentang factor-factor yang mempengaruhi laju reaksi. Factor-factor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya :
-       Pengaruh konsentrasi
-       Pengaruh luas permukaan
-       Pengaruh termometer
-       Pengaruh  katalisator
Pertama, kami melakukan pencobaan untuk membuktikan adanya pengaruh konsentrasi dengan menggunakan tiga tabung reaksi, spatula, HCl 0.3 M, HCl 0,2 M, HCl 0,1 M dan Mg 2 cm. Kami memasukkan HCl 0.3 M pada tabung reaksi pertama, HCl 0,2 M pada tabung reaksi kedua, dan HCl 0,1 M pada tabung reaksi ketiga. Setelah itu, kami memasukkan Mg 2 cm ke dalam masing-masing tabung reaksi dan mengaduknya. Kemudian kami menghitung kecepatan laju reaksi dan mengamatinya. Setelah di lakukan percobaan tersebut larutan yang memiliki laju reaksi yang paling cepat yaitu HCl yang berkonsentrasi 0,3 M, dengan waktu 3 menit. Dalam percobaan ini hal itu terjadi karena adanya pengaruh konsentrasi dan telah membuktikan “Semakin besar suatu konsentrasi, maka laju reaksi yang di hasilkan semakin cepat”.
kedua, membuktikan adanya pengaruh luas parmukaan dengan menggunakan  tiga gelas kimia, spatula, air, gula halus, gula pasir, gula batu. Pertama, memasukkan air sebanyak 50 ml pada setiap masing-masing gelas kimia. Setelah itu memasukkan gula halus sebanyak 2 gr pada gelas kimia pertama, memasukkan gula pasir sebanyak 2 gr pada gelas kimia kedua, dan memasukkan gula batu sebanyak 2 gr pada gelas kimia ketiga. Lalu di aduk dan menghitung waktu kecepatan larutan tersebut larut, serta mengamatinya. Setelah di lakukan percobaan tersebut, larutan pada gelas kimia pertama yang paling cepat larut dengan menggunakkan air dan gula halus (waktu 25 detik). Hal ini terjadi karena adanya pengaruh luas permukaan, pada larutan gelas kimia pertama memiliki partikel yang kecil dan luas permukaan yang luas. Maka terjadi tumbukan antar partikel yang tidak terarah/tidak teratur, sehingga laju reaksi yang di hasilkan itu cepat.
Ketiga, kami melakukan percobaan untuk membuktikan adanya pengaruh suhu/termometer dengan menggunakkan dua gelas kmia, spatula, air, dan gula batu. Pertama, kami memasukkan 50 ml air dingin pada gelas kimia pertama dan air panas 55oC pada gelas kimia kedua. Lalu memasukkan gula batu sebanyak 2 gr pada masing-masing gelas kimia tersebut. Kemudian di aduk dan menghitung waktu kecepatan larutan itu larut, serta mengamatinya. Setelah di lakukan percobaan tersebut, larutan pada gelas kimia kedua yang paling cepat dengan menggunakan air panas 550C (waktu 1 menit 30 detik). Hal ini terjadi karena adanya pengaruh suhu/termometer, semakin tinggi suhu pada suatu larutan akan mengakibatkan laju reaksi yang di hasilkan semakin cepat.   
Dan pada percobaan keempat untuk membuktikan adanya pengaruh katalisator dengan menggunakkan tiga gelas kimia, spatula, H2O2, NaCl, dan FeCl3. pertama, kami memasukkan H2O2 pada masing-masing gelas kimia tersebut. Setelah itu kami memasukkan NaCl pada gelas kimia kedua dan FeCl3 pada gelas kimia ketiga. Lalu mengaduk masing-masing larutan itu dan menhitung waktu laju reaksinya, serta mengamatinya. Setelah dilakukan percobaan, pada gelas kimia pertama tidak mengalami perubahan dan warnanya tetap bening. Pada gelas kimia kedua warnanya putih, tapi tidak sejernih larutan pada gelas kimia pertama dan pada gelas kimia ketiga setelah dicampurkan dengan FeCl3 warnanya hitam, setelah 3 menit + 30 detik terdapat gelembung-gelembung, hal tersebut membuktikan bahwa katalisator dapat mempercepat laju reaksi dan yang bertindak sebagai katalisator yaitu FeCl3, setelah di hitung lamanya waktu reaksinya selama 3 menit + 36 detik maka warnanya berubah yang tadinya hitam menjadi bening keemasan.

VI.2 Kesimpulan

 Dari pembahasan di atas, kami dapat menarik kesimpulan :
1.    Semakin besar suatu konsentrasi, maka laju reaksi yang di hasilkan semakin cepat
2.    Semakin kecil partikel dengan luas permukaan yang luas, maka semakin cepat pula laju reaksinya
3.    Semakin tinggi suhu pada suatu larutan akan mengakibatkan laju reaksi yang di hasilkan semakin cepat
4.    Larutan FeCl3 sebagai katalisator yang dapat mempercepat laju reaksi







Daftar pustaka