Rabu, 18 September 2013



KESETIMBANGAN KIMIA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata Kuliah : Kimia Dasar I
Dosen : Kartimi, M.Pd
                                                                 



                                                               Disusun oleh :
                                             Nama          : KADIR
                                             NIM              : 1410160059
                                             Kelas           : Biologi B/semester 1
                                             Kelompok   : 2
                                             Asisten             : WARNADI & AHMAD SOFYAN

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2010


KESETIMBANGAN KIMIA
I.              Tujuan
1.    Memahami konsep kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2.    Menghitung harga konstanta kesetimbangan berdasarkan percobaan.

II.            Dasar teori
Kesetimbangan kimia menjelaskan keadaan dimana laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama besar.sehingga konsentrasi reaktan dan produk tetep tidak berubah. Seiring berjalannya waktu, banyak reaksi kimia yang berjalan tidak sempurna. Artinya tidak semua zat pereaksi dapat menjadi produk. Pda temperature, tekanan, dan konsentrasi tertentu reaksi akan terhenti. Pada saat seperti itu reaksi dikatakan telah mencapai keadaan setimbang, agar dapat tercipta suatu reaksi setimbang maka diperlukan syarat-syarat, antara lain reaksinya bolak-balik (Reversible), sistemnya tertutup dan bersifat dinamis.
1.    Reaksi bolak-balik (Reversible)
Reaksi bolak-balik (Reversible) artinya reaksi dapat berlangsung dua arah
             Sebelum system mencapai kesetimbangan, jumlah zat yang bereaksi (reaktan) semakin lama semakin berkurang, sedangkan jumlah zat yang terbentuk (produk) semakin lama semakin bertambah.
2.    System tertutup
System tertutup adalah suatu system reaksi dimana zat-zat yang bereaksi maupun zat-zat hasil reaksi tidak ada yang meninggalkan system.
3.    Bersifat Dinamis
Reaksi kesetimbangan bersifat dinamis artinya secara mikroskopis reaksi berlangsung terus-menerus dalam dua arah dengan laju reaksi pembentukan sama dengan laju reaksi baliknya.


          
           Kesetimbangan dapat dibedakan menjadi dua:
1.    Kesetimbangan Homogen
Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan kimia dimana fasa zat reaktan dan zat produk berada dalam fasa yang fasa.
2.    Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen yaitu kesetimbangan kimia dimana fasa zat reaktan dan zat produk tidak berada dalam fasa yang sama.
Reaksi kimia pada umumnya berada pada keadaan kesetimbangan. Reaksi pada keadaan setimbang dapat dikenal dari sifat makroskopik (seprti warna, konsentrasi, dll). Yang tidak berubah (pada suhu tetap) setelah di capai kondisi setimbang, tetapi gejala molekulnya terus berubah dalam dua arah secara sinambung. Sifat makroskopis yang paling mudah diamati, untuk menentukan sistem telah mencapai kondisi setimbang atau tidak, adalah perubahan warna larutan. Sebagai contoh jika kita melarutkan 12 dalam air maka mula-mula akan terbentuk larutan  warna kuning yang semakin lama warna larutan menjadi semakin gelap dan akhirnya menjadi coklat tua. Warna larutan akan berubah warna lagi sementara proses molekulernya (melarutkan kristal I2) tetap berlangsung tetapi diimbangi dengan terbentuknya Kristal I2. Oleh karna itu setelah kesetimbangan tercapai jumlah Kristal I2 dalam larutan selalu tepat.
Keadaan kesetimbangan ini dapat di pengaruhi oleh beberapa factor diantaranya perubahan suhu, perubahan tekanan dan perubahan konsentrasi. Dimana perubahan ini dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran arah reaksi baik kearah pereaksi maupun reaksi.
Pada suatu system kesetimbangan kimia terdapat suatu hubungan yang sederhana antara konsentrasi hasil reaksi dan konsenntrasi pereaksi. Untuk reaksi umum :  aA + bB → cC + dD
Maka pada suhu tetap berlaku : K [C]c[D]d/[A]a[B]b
Dimana K adalah tetapan kesetimbangan.


III.           Alat dan Bahan
III.1 Alat- alat
- gelas kimia 100 ml
- gelas ukur 25 ml
- pipet volume 10 ml
- tabung reaksi besar 4 buah
- pipet tetes
III.2 Bahan
- KSCN 0,002 M
- FeCl3 0,2 M
- KH2PO4 0,2 M
IV.  Prosedur Kerja
IV.1 Kesetimbangan besi (III) tiosianat
1.  Memasukkan 10 ml KSCN 0,002 M ke dalam sebuah gelas kimia, lalu    menambahkan dua tetes FeCl3 0,2 M, lalu diaduk.
2. Membagi larutan yang terbentuk ke dalam 4 tabung reaksi dengan     volume yang sama:
Ø  Tabung 1 sebagai pembanding
Ø  Tabung 2 di tambahkan 10 tetes KSCN 0,002 M
Ø  Tabung 3 di tambahkan 3 tetes FeCl3 0,2 M
Ø  Tabung 4 di tambahkan 5 tetes KH2PO4 0,2 M
3.     Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi



IV.2 Penentuan harga tetapan kesetimbangan
1. Menyediakan 4 tabung reaksi yang bersih ( jenis dan ukuran yabung harus sama ) dan diberi nomer 1 sampai 4.
2. Memasukkan 5 ml KSCN ml 0,002 M kedalam masing-masing tabung
3. Menambahkan 5 ml FeCl3 0,2 M ke dalam tabung 1 dan di simpan sebagai standar.
4. Memasukkan 10 ml FeCl3 0,2 M dan menambahkan air suling 15 ml sampai   volume 25 ml (menghitung konsentrasi Fe+3) kedalam gelas kimia 100 ml.
5. Mengambil 10 ml larutan FeCl3 dari sisa percobaan langkah 4 dan menambahkan air suling 15 ml sampai volume 25 ml (menghitung konsentrasi Fe+3). Menggunakan Pipet 5 ml dan memasukkan ke dalam tabung 3. Sisa larutan akan digunakan untuk langkah berikutnya.
6. Melakukan pekerjaan yang sama (seperti langkah 5) untuk tabung reaksi                      4.
7. Untuk menghitung konsentrasi ion FeSCN+2, membandingkan warna larutan pada tabung ke-2 dengan tabung ke-1 (sebagai standar). Pengamatan dilakukan dengan cara melihat kedua warna larutan dari atas tabung reaksi (pengamatan tampak atas). Jika intensitas warna belum sama, mengeluarkan larutan dari tabung ke-1 setetes demi setetes (tampung dalam tabung reaksi yang lain untuk digunakan kembali) sampai kedua tabung menunjukan warna yang sama. Mengukur tinggi kedua larutan dengan mistar (dalam satuan cm).
8. Melakukan pekerjaan yang sama seperti langkah 7 untuk tabung 3 dan 4 dengan cara membandingkan dengan tabung 1 (standar).





              V. Hasil dan Pembahasan
V.1 Hasil
1.  Kesetimbangan Besi (III) Tiosianat

Sketsa langkah kerja
Pengamatan
Tabung ke
Warna Larutan


10  ml KSCN 0,002 M+2 tetes                                   
FeCl3 0,2 M                  
                                                             
                                                            10 tetes KSCN
                                                             0,002 M
                                                          
                                                            2 tetes FeCl3
                                                            0,2 M
                                                          
                                                            5 tetes KH2PO4
                                                            0,2 M
1
Tetap
2
Coklat muda
3
Coklat pekat
4
Putih kekuningan















2, Penentuan Harga Tetapan Kesetimbangan
Sketsa Langkah Kerja
Pengamatan
                                     20 ml KSCN
                                          masing-masing
                                            5 ml


                                                         


   1                        2                   3                 4
disimpan
sebagai
pembanding

10 ml FeCl3 0,2 M
+15 ml air                                        dimasukan 5 ml
                                                        kedalam tabung ke2
                                              sisa
10 ml FeCl3+15 ml air                     dimasukan 5 ml
                                                       kedalam tabung ke3
                                              sisa                                                     
10 ml FeCl3+15 ml air                    dimasukan 5 ml
                                                       kedalam tabung ke4


Terjadi perubahan/perbedaan warna pada setiap tabung. Tetapi, setekah dilakukan perbandingan warna dan volume tabung 1 dikurangi, maka warna ke4 larutan menjadi sama.




Tabung
[Fe+3]mula-mula
[SCN]mula-mula
D1/dx
[FeSCN+2]
Stb
[SCN]
Stb
[Fe+3]
stb
1
0,2
0,002
6/6
0,101
-0,099
0,009
2
0,08
0.002
5/8
0,063
-0,061
0,017
3
0,032
0.002
6/7
0,0086
-0,007
0,023
4
0,0128
0,002
5/6,5
0,08
-0,078
-0,067
Tabung
A x B x C
(A x B) / C
A / (B x C)

1
-0,000089
-1,111
-0,0088

2
-0,000065
-0.226
-0,016

3
-0,00000175
-0,0026
-0,0187

4
0,00041
0,093
0,0653



           Perhitungan :
           1.         → 10 ml FeCl3 0,2 M + 15 ml air
                                   
    M1V1 = M2V2
              0,2 . 10 = M2 . 25
      2 = M2 . 25
     M2 =  2  = 0,08
             25




           2.        → 10 ml FeCl3 0,08 M + 15 ml air

              M1V1 = M 2V 2
   0,08 . 10 = M2 . 25
       0,8 = M2 . 25
       M2 = 0,8   = 0,032
                                       25


3.        → 10 ml FeCl3 0,032 + 15 ml air                 

                        M1V1 = M2V2
        0,032 . 10 = M2 . 25
         0,32 = M2 . 25
       M2 = 0,32  = 0,0128
             25






V.2 Pembahasan
         Pada percobaan kali ini yakni akan membahas tentang kesetimbangan kimia, yaitu dengan percobaan pertama kesetimbangan besi (III) tiosianat, dengan melakukan empat percobaan tabung. Percobaan pada tabung pertama yang berisi sepuluh tetes dari 10 ml KSCN 0,002 M + 2 tetes FeCl3 0,2 M, menghasilkan warna larutan orange. Pada percobaan yang kedua yang berisi lima tetes dari 10 ml KSCN 0,002 M + 2 tetes FeCl3 0,2 M dan ditambah KSCN sebanyak sepuluh tetes  pada tabung yang kedua dan menghasilkan warna larutan orange kecoklatan, pada pecobaan tabung yang ke tiga berisi lima tetes 10 ml KSCN 0,002 M + 2 tetes FeCl3 0,2 M, menghasilkan warna larutan orange bening, dan pada percobaan yang ke empat yang berisi lima tetes dari ml KSCN 0,002 M + 2 tetes FeCl3 0,2 M, menghasilkan larutan warna kuning bening.
         Pada percobaan menentukan harga tetapan kesetimbangan dengan memasukkan 20 ml KSCN dan dibagi kedalam empat tabung masing-masing 5 ml. pada tabung pertama hanya berisi 5 ml KSCN dan percobaan tabung pertama ini di jadikan sebagai pembanding, dan untuk isi tabung reaksi yang lainnya kita membuat lagi dengan menggunakan 10 ml FeCl3 0,2 M + 15 ml air pada tabung reaksi 100 ml, kemudian larutan tersebut di masukkan kedalam tabung reaksi ke dua sebanyak 5 ml. Lalu sisa dari larutan 10 ml FeCl3 0,2 M + 15 ml air itu di masukkan ke dalam tabung reaksi 100 ml yang ke dua sebanyak 10 ml dan di tambahkan air lagi sebanyak 15 ml, kemudian larutan tersebut di masukkan kedalam tabung reaksi ke tiga sebanyak 5 ml. Lalu sisa dari larutan tabung reaksi 100 ml yg ke dua di masukkan ke dalam tabung reaksi 100 ml yang ke tiga sebanyak 10 ml dan di tambahkan lagi air sebanyak 15 ml, kemudian  larutan tersebut di masukkan kedalam tabung reaksi ke empat sebanyak 5 ml.


         Pada percobaan menentukan harga tetepan kesetimbangan terjadi perubahan warna yang berbeda. Warna yang dilihat dari samping terlihat berbeda kepekatannya, sedangkan warna yang dilihat dari atas sama kepekatannya karena apabila dilihat dari atas terlihat trasparan dan jelas. Apabila warna ke empat tabung tersebut tidak sama, maka salah satu larutan dalam tabung yang tingkat kepekatannya lebih tinggi itu, dikurangi hingga warna kepekatannya sama.
         Dalam percobaan-percobaan di atas, pada tabung pertama dari 10 ml FeCl3 0,2 M + 15 ml air menghasilkan 0,08 M. Pada tabung yang ke dua yang berisi 10 ml FeCl3 0,08 M + 15 ml air menghasilkan 0,032 M, dan pada tabung ke tiga dari 10 ml FeCl3 0,2 M + 15 ml air menghasilkan 0,0128 M.

VI. Kesimpulan
         Dari pembahasan yang telah dijelaskan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila  10 ml KSCN 0,002 M + 2 tetes FeCl3 0,2 M dimasukan kedalam tabung percobaan pertama menghasilkan warna tetap, 10 ml KSCN 0,002 M + 2 tetes FeCl3 0,2 M dan ditambahkan lagi 10 tetes KSCN 0,002 M dimasukan kedalam tabung percobaan ke dua  menghasilkan warna coklat muda, 10 ml KSCN 0,002 M + 2 tetes FeCl3 0,2 M dan ditambahkan lagi 2 tetes FeCl3 0,2 M dimasukan kedalam tabung percobaan ke tiga menghasilkan warna coklat pekat, 10 ml KSCN 0,002 M + 2 tetes FeCl3 0,2 M dan ditambahkan 5 tetes KH2PO4 0,2 M dimasukan kedalam tabung ke empat menghasilkan warna putih kekuningan.
         Dan dalam menetukan harga tetapan kesetimbangan menyimpulkan bahwa terjadi perbedaan warna pada setiap tabung. Tetapi, setelah dilakukan perbandingan warna dan mengurangi volume tabung pertama, maka warna ke empat tabung tersebut menjadi sama.

Daftar Pustaka

-          Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung: Grafindo

-          Kartimi. 2010. Kimia dasar 1. Cirebon: Pusat Laboratorium

-          Seminar. 1992. Kimia Dasar Edisi Ke 4 Jilid. Jakatta. Erlangga


Tidak ada komentar:

Posting Komentar